Agustus 3, 2025
IMG-20250720-WA0070

Ternate, – Dalam momentum peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 tahun 2025, Wali Kota Ternate, Dr. M. Tauhid Soleman, mengajak seluruh anak-anak di Kota Ternate untuk tidak melupakan akar budaya dan jati diri bangsa. Di tengah gempuran era digital dan teknologi yang semakin mendominasi kehidupan sehari-hari, Wali Kota menekankan pentingnya membangun karakter anak melalui pelestarian permainan tradisional, seperti congkak, cenge-cenge, dan permainan rakyat lainnya.

Hal ini disampaikan Wali Kota saat menghadiri dan membuka secara resmi rangkaian kegiatan Hari Anak Nasional yang digelar di Taman Nukila, Kota Ternate, Minggu (20/7/2025). Acara tersebut dihadiri oleh ratusan siswa PAUD, SD, hingga SMP se-Kota Ternate, orang tua, guru, pegiat literasi anak, serta komunitas budaya.

“Di tengah kemajuan era digital, permainan tradisional mulai terpinggirkan. Dengan kegiatan seperti ini, kita harapkan bisa melestarikan kembali permainan seperti congkak, cenge-cenge, dan lainnya, agar tidak hilang dari kehidupan anak-anak kita,” tegas Wali Kota dalam sambutannya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa permainan tradisional tidak hanya sekadar hiburan, tetapi memiliki nilai edukasi tinggi, seperti melatih kecerdasan logika, kekompakan, kerja sama, kesabaran, dan sportivitas. Semua nilai-nilai tersebut sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak di masa depan.

“Kota Ternate sebagai kota rempah, kota budaya, harus menjaga identitasnya. Jangan sampai permainan dan budaya kita dikalahkan oleh gadget dan konten asing yang tidak membentuk karakter positif bagi anak,” tambah Wali Kota Tauhid.

Festival Anak dan Lomba Permainan Tradisional

Dalam kegiatan tersebut, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Ternate menggandeng sejumlah komunitas dan sekolah untuk menampilkan berbagai atraksi budaya dan permainan tradisional. Anak-anak tampak antusias mengikuti lomba congkak, engklek, cenge-cenge, gasing, serta berbagai permainan daerah khas Maluku Utara lainnya.

Kepala DP3A Kota Ternate, Nurlela Latuconsina, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Ternate dalam mengintegrasikan hak anak atas pendidikan budaya dan rekreasi ke dalam program pembangunan kota yang ramah anak.

“Anak-anak sekarang sangat dekat dengan dunia digital. Kita tidak menolak teknologi, tapi kita juga ingin mereka tetap mengenal budaya lokalnya. Ini penting untuk menjaga keseimbangan perkembangan mereka,” jelasnya.

Orang Tua dan Guru Didorong Aktif Terlibat

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota juga mengimbau para orang tua dan guru untuk lebih aktif dalam membimbing anak-anak mengakses teknologi secara sehat dan seimbang. Ia menyebut bahwa tantangan utama dalam pendidikan anak saat ini bukan hanya akses informasi yang luas, tapi juga bagaimana menanamkan nilai-nilai lokal di tengah arus globalisasi.

“Anak-anak kita adalah generasi emas, tapi mereka butuh arahan. Kalau orang tua sibuk, guru abai, dan budaya kita tidak ditanamkan sejak dini, maka akan mudah digantikan oleh budaya asing yang tidak sesuai nilai kita,” ujarnya.

Acara peringatan Hari Anak Nasional ini ditutup dengan penampilan tarian tradisional oleh siswa-siswi SD se-Kecamatan Ternate Tengah dan pelepasan balon harapan oleh anak-anak sebagai simbol cita-cita mereka untuk masa depan yang cerah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *